Cara Fermentasi Jerami Padi untuk Pakan Sapi: Dosis, Lama Fermentasi, dan Penyimpanan

Fermentasi jerami padi adalah solusi praktis dan ekonomis untuk menyediakan pakan berkualitas bagi sapi, terutama di musim kemarau atau saat harga pakan naik. Dengan bahan yang mudah didapat dan proses yang tidak rumit, peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian menjadi sumber pakan bernutrisi tinggi.

Cara Fermentasi Jerami Padi untuk Pakan Sapi: Dosis, Lama Fermentasi, dan Penyimpanan

Cara Fermentasi Jerami Padi untuk Pakan Sapi: Dosis, Lama Fermentasi, dan Penyimpanan


Punya jerami padi melimpah setelah panen? Jangan buru-buru dibakar atau dibuang! Dengan teknik fermentasi sederhana, limbah pertanian ini bisa diubah menjadi pakan sapi yang bergizi dan hemat biaya. Ini bukan hanya solusi untuk peternak cerdas, tapi juga langkah ramah lingkungan yang menguntungkan.


Jerami padi adalah salah satu limbah pertanian yang paling banyak dihasilkan di Indonesia, terutama setelah musim panen. Sayangnya, jerami padi mentah memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan serat kasar tinggi, sehingga kurang ideal sebagai pakan utama. Namun, melalui proses fermentasi, jerami padi bisa ditingkatkan kualitas nutrisinya. Fermentasi membantu memecah serat kasar, menambah kandungan protein kasar, dan membuat jerami lebih mudah dicerna oleh sapi. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara fermentasi jerami padi untuk pakan sapi, termasuk dosis bahan tambahan, lama fermentasi, dan cara penyimpanannya.

Panduan Fermentasi Jerami Padi

1. Bahan-Bahan yang Dibutuhkan

Untuk proses fermentasi jerami padi, siapkan:

  • Jerami padi kering: 100 kg

  • Molases (tetes tebu): 3–5 liter

  • Air bersih: ± 50 liter (disesuaikan agar lembap, tidak basah)

  • Probiotik atau starter fermentasi (misalnya EM4 peternakan): 1 liter

  • Dedak halus (opsional): 5–10 kg, untuk menambah nilai gizi

  • Plastik terpal atau drum fermentasi: untuk wadah penyimpanan

2. Langkah-Langkah Fermentasi

  1. Cacah jerami sepanjang 5–10 cm agar lebih mudah difermentasi dan dikonsumsi sapi.

  2. Campur molases dan EM4 ke dalam air, aduk rata.

  3. Semprotkan larutan fermentasi ke jerami sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga jerami terasa lembap (tidak menetes jika diperas).

  4. Tambahkan dedak bila digunakan, campur hingga merata.

  5. Masukkan campuran ke dalam drum atau ditumpuk dan ditutup dengan terpal plastik, pastikan udara tidak masuk (anaerob).

  6. Padatkan jerami agar tidak ada rongga udara di dalamnya.

3. Lama Fermentasi

  • Proses fermentasi membutuhkan waktu 7–14 hari tergantung suhu dan kelembapan lingkungan.
  • Tandanya berhasil: jerami berubah warna menjadi kecoklatan, terasa hangat, beraroma manis asam, dan tidak berjamur.

4. Penyimpanan

  • Setelah fermentasi selesai, jerami bisa disimpan hingga 2–3 bulan dalam kondisi tertutup rapat.
  • Ambil secukupnya saat akan diberikan ke ternak, dan pastikan bagian yang terbuka segera ditutup kembali.


Kesimpulan

Fermentasi jerami padi adalah solusi praktis dan ekonomis untuk menyediakan pakan berkualitas bagi sapi, terutama di musim kemarau atau saat harga pakan naik. Dengan bahan yang mudah didapat dan proses yang tidak rumit, peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian menjadi sumber pakan bernutrisi tinggi. Kunci keberhasilannya terletak pada dosis bahan yang tepat, lingkungan fermentasi yang tertutup, dan penyimpanan yang baik. Saat jerami diperlakukan dengan benar, bukan hanya sapi yang kenyang—kantong peternak pun ikut senang.

Tags:

Share this article: