Penerapan Biosekuriti di Peternakan Unggas untuk Mencegah Wabah
Biosekuriti bukan lagi pilihan, ia adalah kebutuhan utama dalam dunia peternakan unggas modern. Dengan penerapan biosekuriti yang konsisten dan disiplin, peternak dapat mencegah masuknya agen penyakit ke peternakan, menekan tingkat kematian, serta melindungi investasi dan produktivitas ternak.

Penerapan Biosekuriti di Peternakan Unggas untuk Mencegah Wabah
Satu ekor ayam yang terinfeksi penyakit bisa menjadi sumber kehancuran bagi ribuan unggas lainnya—dan semua itu bisa terjadi hanya dalam hitungan hari. Tapi ada satu senjata rahasia yang sering diremehkan oleh peternak: biosekuriti. Wabah penyakit seperti flu burung (avian influenza), ND (Newcastle Disease), atau IB (Infectious Bronchitis) dapat menghancurkan seluruh populasi ternak unggas hanya dalam waktu singkat. Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai jutaan rupiah bahkan lebih, apalagi jika penularan sudah meluas ke peternakan lain.
Di sinilah pentingnya biosekuriti serangkaian tindakan pencegahan yang dirancang untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit di lingkungan peternakan. Bukan sekadar teori, biosekuriti adalah langkah nyata yang bisa menyelamatkan bisnis peternakan dari kerugian besar.
Penerapan Biosekuriti di Peternakan Unggas
1. Pengendalian Lalu Lintas Orang & Kendaraan
- Batasi akses hanya untuk petugas dan orang yang benar-benar berkepentingan.
- Sediakan pintu masuk khusus, tempat cuci kaki, dan semprotan desinfektan.
- Kendaraan masuk harus disemprot disinfektan dan tidak diperbolehkan masuk terlalu dekat ke kandang.
2. Desinfeksi Rutin
- Gunakan disinfektan berkualitas untuk menyemprot kandang, alat, dan area sekitar peternakan.
- Bersihkan kandang secara menyeluruh setiap selesai panen sebelum pengisian baru.
3. Manajemen Kandang yang Baik
- Gunakan sistem all-in all-out (semua ayam masuk dan keluar secara bersamaan).
- Jaga ventilasi kandang agar tetap baik untuk menghindari kelembaban tinggi dan penumpukan gas berbahaya.
- Pastikan pakan dan air minum tidak terkontaminasi.
4. Pengendalian Hama dan Hewan Liar
- Tikus, burung liar, dan serangga bisa menjadi pembawa virus.
- Gunakan jaring anti-burung dan jebakan tikus di sekitar area peternakan.
5. Karantina Ternak Baru
- Jangan langsung mencampur ayam baru ke populasi lama.
- Karantina selama 10–14 hari untuk memastikan ayam sehat dan bebas dari penyakit.
6. Monitoring & Vaksinasi
- Lakukan vaksinasi sesuai program pencegahan penyakit (ND, AI, IB, dll).
- Catat setiap kejadian sakit atau kematian sebagai bentuk pemantauan dini.
Kesimpulan:
Biosekuriti bukan lagi pilihan, ia adalah kebutuhan utama dalam dunia peternakan unggas modern. Dengan penerapan biosekuriti yang konsisten dan disiplin, peternak dapat mencegah masuknya agen penyakit ke peternakan, menekan tingkat kematian, serta melindungi investasi dan produktivitas ternak.
Ingat, mencegah jauh lebih murah daripada mengobati. Biosekuriti yang baik adalah fondasi dari peternakan unggas yang sehat, berkelanjutan, dan menguntungkan.